English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

30 Juni 2014

Tidak Sekadar Lapar dan Haus

-Buka Puasa Jangan Berlebihan

KARAWANG, SK - Memasuki bulan suci Ramadan 1435 H, umat Islam sedunia, khususnya di Indonesia, senantiasa menyambutnya dengan penuh suka cita. Namun, kadang umat Islam terjebak dalam mengekspresikan suka cita datangnya Ramadan dengan sikap yang berlebihan dan pemborosan.
Sekretaris Umum MUI Karawang Dr. Zaenal Arifin, mengingatkan umat Islam agar betul-betul memaknai ibadah puasa di bulan Ramadan, dengan tidak sekadar menahan lapar dan haus di siang hari.
"Puasa itu secara bahasa kan 'imsak', yang maknanya menahan. Imsak arti syariatnya menahan dari segala sesuatu yang membatalkan puasa," kata Zaenal ditemui  di ruang kerjanya di Kampus Unsika belum lama ini.
Namun, lanjut Zaenal, puasa itu bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga seluruh anggota badan yang mestinya ikut puasa. "Mata kita jangan sampai melihat yang menimbulkan syahwat, mulut jangan suka ghibah, telinga jangan dipakai menguping aib orang lain. Kalau puasa kita hanya sekadar menahan lapar dan haus, namun tidak menjaga seluruh anggota badan dari hal-hal yang tidak berguna, maka puasa kita seperti puasa anak TK," katanya.
Kebiasaan lain, lanjut Zaenal, yang sering dilakukan sebagian umat Islam saat berpuasa ialah berlebih-lebihan ketika berpuka puasa. Segala jenis makanan dan minuman tersedia di meja hidangan. "Sikap 'israf' atau berlebih-lebihan dalam Islam sangat dilarang, apalagi saat bulan puasa. Ada orang yang biasanya saat tidak puasa di siang hari dia hanya makan satu mangkok bakso, tapi saat dia buka puasa makan tiga mangkok bakso sekaligus untuk balas dendam. Puasa seperti ini namanya puasa balas dendam," ujarnya sambil tertawa.
Ibadah puasa, kata Zaenal, harus melahirkan sikap hidup sederhana dan efisien dalam konsumsi sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Selain itu, sikap konsumsi yang berlebihan menjelang Ramadan, seperti menghidangkan menu berlebihan saat sahur dan berbuka, dapat memicu tingginya inflasi yang pada akhirnya dapat menyengsaSKn saudara kita yang kemampuan daya belinya rendah.
"Kami dapat surat edaran dari Bupati Karawang yang isinya upaya pencegahan inflasi saat bulan Ramadan. Bupati meminta kepada kami selaku para ulama agar melakukan pembinaan akhlak kepada umat Islam, supaya tidak berlaku berlebihan-lebihan saat bulan puasa," tegas Zaenal.
Zaenal menghimbau, agar umat Islam membelanjakan hartanya di jalan Allah, seperti melaksanakan zakat, infak dan shadaqah dari pada melakukan pemborosan dan berlebih-lebihan.(ega)

Cerita lainnya :