English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

27 Juni 2014

Gali Potensi Kecamatan Tegalwaru

TEGALWARU, SK - Diantara potensi yang belum tergali di Kecamatan Tegalwaru adalah tanaman kopi. Selama ini pohon itu masih ditanam sebagai tanaman kedua setelah padi. Padahal dalam sekali panen bisa untuk tanaman ini bisa mencapai puluhan ton.

"Di Kampung Sirnaruju, Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru saja, produksi kopinya diperkiSKn bisa mencapai 10 ton," ucap Ukat, petani kopi asal Kampung Sirnaruju, belum lama ini. Dia menilai banyak potensi yang belum diberdayakan secara optimal di Karawang bagian selatan termasuk tanaman kopi.
Namun sampai saat ini produk unggulan dari Karawang selatan ini hanya dalam bentuk biji kering. Itupun penjualannya di kirim ke Cariu Bogor, karena dianggap lebih refresentatif mulai dari harga jarak dan kondisi jalan, hingga secara tidak langsung sebagian dari hasil mengalir ke daerah Bogor, bukan ke Karawang yang merupakan kota kabupaten dari daerah penghasil kopi tersebut.       
Ukat (46) salah seorang petani warga Kampung Sirnaruju mengatakan, diperkiSKn, sedikitnya petani di kampung ini menghasilkan kopi sedikitnya mencapai 10 ton, terlebih jika tiga tahun kemudian, sebab banyak tanamn kopi yang baru panen tiga tahun kemudian. "Tanaman kopi makin banyak tanam oleh petani, hingga di perkiSKn tiga tahun kemudian kopi ini mulai bisa di panen," katanya.
Selaku petani Ukat juga menyampaikan, padahal tanaman kopi yang ditanam oleh petani lebih banyak di atas lahan tanah milik, dan bercampur dengan pohon lainnya. "Kalau pun di atas tanah milik yang namanya pohon keras atau pohon konservasi tetap di perlukan. Selain itu, tanaman kopi ini bisa di bawah tegakan," tuturnya.
Ukat berharap, dari hasil panen yang terus meningkat dari musim ke musim, hendaknya pemerintah menjadikan hasil panen tersebut dijadikan produk unggulan untuk daerah selatan ini. Disebutkannya pula, potensi pedesaan yang sebenarnya mempunyai sumber daya alam yang melimpah, mulai adanya hutan lindung, hutan konservasi atau hutan pendidikan. "Kami selaku masyaSKt setempat tidak begitu paham tentang permasalahan tersebut, dengan adanya tanaman ini kami hanya menginginkan seluruh hutan yang ada di pegunungan Sanggabuana terjaga hingga kelestariannya akan bertahan sampai kapan pun. Namun perekonomian masyaSKtpun harus terbangun, maka salah satu pilihan bagi petani di kampung tersebut adalah kopi," ujarnya. (ark)


Cerita lainnya :