English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

02 Juli 2014

Pasar Tradisional Munjul Dioperasikan

TEGALWARU, SK - Kendati Pembangunan kios pasar tradisional Munjul di Kampung Munjul, Desa Cintalaksana, belum rampung, namun pedagang sudah memulai aktivitas berniaganya. Hal itu terjadi karena tingginya desakan masyaSKt yang ingin berbelanja ke pasar tersebut.

Ketua KUD Warga Sari Bhakti, Jaja Atmaja, terkait itu tidak menyangkal aktivitas jual beli di Pasar Muncul. �Sebenarnya pembangunan kios pasar ini seperti yang rencanakan dari awal sudah selesai di bulan Maret. Namun yang memboking kios itu sendiri melebihi kapasitas, selain itu lahanpun masih ada. Maka kamipun kembali membangun kios tambahan, kalaupun sebenarnya tidak dapat memenuhi semua peminat kios," ujar Jaja.
Seperti diketahui proyek pembangunan kios pasar tradisional Munjul dilakukan Koperasi Unit Desa (KUD) Warga Sari Bhakti. Jaja sendiri tidak dapat melarang pedagang akan membuka kios sejak sebelum ramadan kemarin. "Kami dan pengurus lainnya sepakat untuk mempersilahkan para pedagang mulai membuka atau melayani pembeli," akuinya.
Adapun untuk peresmiannya menurut rencana akan digelar setelah lebaran. Pihak pengembang berharap setelah lebaran nanti semua kios sudah selesai dibangun. Meski demikian untuk kios yang sudah selesai dan rapi, sudah dipersilahkan mulai beroperasional.
Disinggung mengenai antusias pelaku bisnis pasar di Tegalwaru, Jaja mengatakan, hal ini merupakan bukti Kalaupun ditengah-tengah marak dan trendnya pasar modern, pasar konvesional atau pasar tradisional tetap tidak bisa ditinggalkan. Hingga keberadaan pasar tersebut tetap ada dan terus bertambah, dan dipandang akan lebih kuat jika para pelaku pasar inipun bernaung dibawah koperasi yang bukan hanya mempunyai nilai kebersamaan, melainkan mempunyai orientasi pada pembinaan usaha.
Sementara itu, Sekretaris KUD Warga Sari Bhakti Ayi Ashari SKom.,  menerangkan jumlah kios yang dibangun mencapai 50 kios dari 20 kios dari yang direncanakan semula. Itu belum termasuk toilet dan kantor pengelola, selain 60 lapak untuk sayuran. "Yang lebih penting dalam realisasi pembangunan pasar ini adalah konsep yang kita tawarkan. Kita bukan hanya menyewakan kios pada pedagang saja, akan tetapi melakukan pembinaan. Artinya, kita juga akan membantu semua permasalahan pedagang yang menyangkut aktivitas perniagaannya," ucapnya.
Bahkan Ayi juga mengatakan dalam pengelolaannya mempunyai konsep yang dihubungkan dengan daerah wisata, hingga salah satu konsepnya untuk menawarkan produk ciri khas atau konsep oleh-oleh. Lebih dari itu selaku Sekretaris mempunyai gagasan untuk menyebarluaskan setiap produk yang dijual oleh pedagang di blow up dijaringan internet. Maka harapannya semuanya bisa terwujud jika semua pihak dapat mendukung dan melakukan sesuai dengan konsep kesepakatan. (ark)

Cerita lainnya :