KOTABARU - Kondisi cuaca yang masih tak menentu membuat proyek pembangunan kantor Desa Sarimulya, Kecamatan Kotabaru menemui kendala. Pasalnya, gedung kantor yang menghabiskan anggaran Rp 500 juta lebih itu amat bergantung dengan keadaan cuaca untuk menyelesaikan pembangunan.
Berdiri diatas tanah seluas 950 meter persegi, Kepala Desa Sarimulya Tatang Hidayat, harus mengurug terlebih dahulu karena kontur tanah yang tidak rata. Jika memungkinkan, dalam dua bulan kedepan kantor itu sudah jadi dibangun. Dia sudah menghabiskan 50 truk tanah merah untuk mengurug tanah. "Kalau desa lain mungkin tidak perlu, kebetulan tanah kami ini tidak rata jadi harus diurug. Biaya yang dikeluarkan pun lumayan besar," kata dia menjelaskan. Dulunya, tanah yang kini dibangunkan prototype itu merupakan empang.
Saat ditanya untuk apakah bangunan kini yang masih megah berdiri, ia menyakan bahwa gedung itu masih bakal digunakan dan disatukan dengan gedung kantor yang baru. "Nanti akan kita benteng semua lokasi ini termasuk bangunan yang lama untuk keperluan gedung serbaguna atau kegiatan masyarakat lainnya," sambung Tatang. Jika tidak ada aral merintang, bulan Mei nanti pembangunan gedung selesai dilaksanakan.
Saat ini, lanjut Tatang, pengerjaan masih dalam tahap pemindahan pasir dengan melibatkan beberapa tukang bangunan. Kedepan jika pembangunan dilakukan, masyarakat setempat akan diajak bergabung untuk bekerja membangun prototipe dengan cara gotong royong. "Nanti semua akan kita ajak, sekarang mah cuma mindah-mindahin material bangunan dulu," tukasnya.
Terkait pagar, Desa Sarimulya bahkan sudah memiliki ploting anggaran sebesar Rp 100 juta dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Kita memang banyak dapat bantuan, termasuk tanah ini sendiri merupakan pemberian dari Deden Darmasnyah, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Syukur Alhamdulillah, kami selalu mendapat bantuan," pungkasnya
Berdiri diatas tanah seluas 950 meter persegi, Kepala Desa Sarimulya Tatang Hidayat, harus mengurug terlebih dahulu karena kontur tanah yang tidak rata. Jika memungkinkan, dalam dua bulan kedepan kantor itu sudah jadi dibangun. Dia sudah menghabiskan 50 truk tanah merah untuk mengurug tanah. "Kalau desa lain mungkin tidak perlu, kebetulan tanah kami ini tidak rata jadi harus diurug. Biaya yang dikeluarkan pun lumayan besar," kata dia menjelaskan. Dulunya, tanah yang kini dibangunkan prototype itu merupakan empang.
Saat ditanya untuk apakah bangunan kini yang masih megah berdiri, ia menyakan bahwa gedung itu masih bakal digunakan dan disatukan dengan gedung kantor yang baru. "Nanti akan kita benteng semua lokasi ini termasuk bangunan yang lama untuk keperluan gedung serbaguna atau kegiatan masyarakat lainnya," sambung Tatang. Jika tidak ada aral merintang, bulan Mei nanti pembangunan gedung selesai dilaksanakan.
Saat ini, lanjut Tatang, pengerjaan masih dalam tahap pemindahan pasir dengan melibatkan beberapa tukang bangunan. Kedepan jika pembangunan dilakukan, masyarakat setempat akan diajak bergabung untuk bekerja membangun prototipe dengan cara gotong royong. "Nanti semua akan kita ajak, sekarang mah cuma mindah-mindahin material bangunan dulu," tukasnya.
Terkait pagar, Desa Sarimulya bahkan sudah memiliki ploting anggaran sebesar Rp 100 juta dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Kita memang banyak dapat bantuan, termasuk tanah ini sendiri merupakan pemberian dari Deden Darmasnyah, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Syukur Alhamdulillah, kami selalu mendapat bantuan," pungkasnya